Sadar atau tidak sadar cita-cita luhur seperti menciptakan negara atau masyarakat yang adil makmurdan sejahtera sesungguhnya merupakan sebuah utopia. Apalagi jika kemudian dikaitkan dengan suatu usaha untuk membuat seluruh komponen masyarakat atau negara itu senang atau bahagia. Saya sepenuhnya sadar bahwa menciptakan sebuah masyarakat yang bahagia merupakan sebuah upaya yang irasional atau tidak masuk akal. Alasannya sangat sederhana yaitu karena tidak ada satu instuisi atau alat atau apapun juga yang dapat menjamin semua masyarakat mengenyam kebahagiaan. Saya memang mengakui bahwa terdapat banyak utopia atau mimpi yang dahulu seperti mustahil untuk dibumikan atau direalisasikan akan tetapi saat ini telah mampu dibangun atau dinyatakan. Akan tetapi untuk utopia menciptakan kebahagiaan seluruh masyarakat hanyalah merupakan perbuatan yang sia-sia dan sering mengakibatkan tragedi kemanusiaan juga.
Sebuah utopia merupakan sesuatu yang sesungguhnya dapat berbahaya dalam upaya menciptakan suatu masyarakat yang bahagia. Dengan membangun sebuah utopia maka segala usaha dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat atau negara ditujukan untuk mencapai impian tersebut. Segala sesuatu yang menghalanginya akan disingkirkan dan dipinggirkan. Plato misalnya dalam Republik mengemukakan suatu tindakan yang menyerupai pemusnahan etnis manusia demi mencapai cita-cita menciptakan masyarakat yang Ideal sesuai angan-angannya. Ibarat kanvas yang sudah rusak harus dihapus semuanya dan kemudian dilukis dengan sebuah citra baru sesuai dengan keinginan sang pelukis. Demi mencapai tujuan seperti ini satu demi satu langkah disusun hanya demi cita-cita Ideal ini.
Saya siap mengakui bahwa ide atau cita-cita menciptakan masyarakat yang bahagia merupakan sesuatu yang luhur dan sangat simpatik penuh kebijaksanaan dan kearifan…
Aduuhh… Lagi lagi gagal aku ingin menggoreskan ideku… Bersambung aja deh… Maafkan…
Rasional, yang penting bagaimana menciptakan jiwa jiwa yang mandiri, kooperatif dan proaktif, setelah itu saling berkejasama untuk mencapai tujuan…..sebuah pemikiran untuk kebahagiaan bersama
ah masak sih…?
Kebahagiaan itu yang merasakannya diri pribadi, tidak bisa diukur dengan sesuatu, tapi kalau menurut pandangan manusia memang, kebahagiaan itu kebanyakan diukur dari materi. Tapi sebenarnya diukur oleh hati masing-masing, kalau hati sudah bahagia, walaupun hidup apa adanya, itu sudah cukup. Tapi itu cuma sebagian orang saja yang bisa merasakannya. salam kenal ya… other my webblog http://funpicnic.blogspot.com
hmmm… nah karena pribadi n gak terukur itu juga salah satu alasannya loch :)
semoga bukan hanya di republik mimpi..
–yang, masih dimimpiin??–
sewajarnya, untuk orang macam indonesia,,
bisa jadi begitu…
–semoga tidak–
wait 4 next idea..
pizz out !!
ya semoga bukan….
Menciptakan masyarakat yang bahagia adalah utopis, irasional, dan sering berujung pada tragedi kemanusiaan? Mungkin karena mereka nggak tahu apa arti ‘bahagia’ itu sebenarnya. Kalau kita tahu artinya, menurut saya menciptakan masyarakat yang bahagia tidak akan seseram yang anda bayangkan.
ah masa… bisa dijelaskan…?
:-)
piye….terusane?
sik yoch sing sabar… gek muter2 otak ben iso nerusake….
negara dengan masyarakat yg bahagia itu utopia … ????
teramat sangat SETUJU …
alasannya … hmmmm
nanti aja deh kalo cak moki udah hulis sambungannya … :D
hmmm…. jadi menunggu juga…:(
Tidak cukup ilmu untuk berkomentar, jadi saya kutip kata-kata dari seorang guru saja dan kata-kata ini mewakili aspirasi hati saya :-)
For there to be peace in the world, the nations must live in peace.
For there to be peace among nations, cities must not rise up against one another.
For there to be peace in the cities, neighbors must get on well with one another.
For there to be peace among neighbors, harmony must reign in the home.
For there to be harmony at home, it must be found in your own heart.
Lao Tsu, China – 6th century B.C.
bisa diterjemahin gk mas… biar ngerti saya… maaf bodoh n goblog saya soal bahasa… tapi kayaknya bagus tuh idenya.. mungkin…
Bahagia?, rasionalkah?.
Sejahter, rukun, damai, bisa kita rasionalkah. Tapi bahagia?
Pengertian-pengertian yang kemudian dipahami setelah ada kejadian sebaliknya. Kalau kejadian berlawanan tidak ada, tidak pernah terjadi, maka betapa sulitnya mendefinisikan bahagia. Jadi, harus ada penderitaan untuk mengerti bahagia juga. Rasional juga bahwa tragedi kemanusiaan “menjadi” harus “terjadi” untuk mengerti posisi bahagia. Kalau semua bahagia, maka tidak ada juga yang disebut bahagian itu.
hmm gitu ya..? mungkin…
Kata Pak Nuh, menkominfo RI (mantan Rektorku red) waktu datang LCEN (kegiatan elektro ITS yg gede itu loh..)
Beliau berkata (dikutip asal2an tapi masih ngenak koq) :: hidup itu bukan untuk membahagiakan orang (bermanfaat buat orang lain), namun karena lillahi ta ala (karena Allah SWT). karena dengan mencoba membahagiakan semua orang itu tidak bisa… tentu ada yg kecewa makanya lillahi ta ala aja…
hmm.. gitu ya..?
Bahagia ukurannya apa, aman, makmur, sentosa… lha wong di US atau Germany aja negara maju dikira bahagia apa? Pada pingin bisa hidup di Indonesia punya rumah di Bali, punya pembantu…
@Bu Evy
Bahagia memang relatif ya bu. tergantung yang lihat
Maaf bikin kamu bingung.Aku terlalu yakin semua orang bisa bahasa inggris…hehehe. Tak terjemahin ya…
Agar kedamaian ada di dunia, maka setiap negara harus hidup dalam kedamaian.
Agar kedamaian ada di antara negara, maka kota-kota harus dibangun bukan berdasarkan persaingan.
Agar kedamaian ada di kota-kota, setiap masyarakat harus bantu-membantu.
Agar kedamaian ada didalam masyarakat, kebahagiaan harus ditumbuhkan didalam rumah.
Agar kebahagiaan ada di dalam rumah, ia bisa ditemukan didalam hatimu.
-Lao Tsu
makasih untuk terjemahannya…
he..he..definisi ‘kebahagiaan’ tu apa dulu?Jika kalian menganggap bahwa kebahagiaan adalah terpenuhinya segala keinginan..wa..ya..susah..itu hanya akan menciptakan keterikatan dengan ‘ego’.ego selalu butuh pemenuhan,sebanyak apapun pemenuhannya..itu tidak akan memberi solusi..malahan menciptakan ‘ego’,’ego’ baru yang akan terakumulasi menjadi ‘superego’…’jiwa’ akan semakin terlekat, semakin terikat…he..he..adakah kebahagiaan di sini?..hanya pada ‘jiwa-jiwa’ yang ‘bebas’lah ‘kebahagiaan’ tercipta
ayoo posting di blog… :D