Engkau melangkah dalam diam menuju sakuramu dan perlahan juga menjauh dari pandangku.
Engkau dengan sendu melepas segala rindu dengan sejenak keinginan akan randevous.
Aku tahu Sakuramu menunggumu dan pilu pun memijit-mijit rasaku.
Aku mengerti Sakuramu adalah jalan kedewasaanmu yang mungkin juga akan mendewasakanku.
Entah Sakura itu telah gugur atau layu, aku juga tak tahu.
Dalam Solitude Rasa akan Detik Kepergian Rembulanku
Haqiqie Suluh
Rembulan ga pergi selamanya kan?
kenapa tak kau dekati juga sakura itu?
sakura,rembulan,keduanya menunggumu
keduanya,
keduanya,
jangan lagi menanti,karena sungguh kau harus berlari
sungguh,,,,
Sakura…, sakura…, sakura….
‘perpisahan’… salah satu hal yang tak kusukai. :-(
Jangan terlalu larut dalam kesedihan kawan, rembulan pasti juga merindukanmu, dan nggak akan pergi…karena ia selalu ada di dalam hatimu…
Aku doakan smg kalian nanti bertemu dan bersatu kembali… pasti…
:-)
Sakura tak pernah layu,
Ia setia menunggu pada musim-musim yang dijanjikan
cemburu ya dengan sakuranya… :-)
asyik tulisannya
Salam..
Kalimatnya cukup puitis. Enak dibaca dan bikin tentrem. Selamat menulis, ya.
Sakura itu tegar, dan perkasa menantang musim. Salam kenal.
puisi yang bagus
tolong komentari dong puisi gue