Saya berandai andai jika seseorang bertanya kepada saya tentang keimanan saya terhadap sesuatu, semisal kejadiannya begini. Ada yang tanya kepada saya,”Apakah kamu percaya Mangkok Terbang?” dan saya jawab,”Ya, saya percaya”.
Nah ada hal yang menarik disini, ketika saya ditanya dan ketika saya menjawab dan “kemungkinan” kelanjutan dan kasus diatas. Jikalau sang penanya meneruskan, “buktikan kepada saya kalau kepercayaanmu itu benar?”. Disini, saya sesungguhnya tidak memiliki kewajiban untuk membuktikan kepercayaan saya kepada sang penanya, saya sekedar ditanya dan menjawab dan tidak memaksakan kepercayaan saya kepada sang penanya. Jadi tidak ada kewajiban bagi saya untuk membuktikan kepercayaan akan Mangkok Terbang saya. Toh kepercayaan saya tidak mengganggu si penanya, dan ini adalah kepercayaan pribadi saya sendiri.
Sebagaimana jika saya ditanya, “Apakah anda percaya Mangkok Terbang?” dan saya jawab, “Tidak, saya tidak percaya”. Saya juga disini tidak memiliki beban pembuktian atas ketakpercayaan saya pada Mangkok Terbang. Akan berbeda jika ketidak percayaan saya ini saya paksakan kepada orang lain atau membikin saya berhak membunuh, menyakiti, memenggal sesama saya.
Lanjutkan membaca ‘Apakah anda Percaya Islam agama yang paling benar? Ya, jawab saya’
Komentar Anda