Banyak hal yang berubah seiring berlalunya waktu, Demikian pula Saya, Haqiqie Suluh, baik dalam hal pandangan atau keyakinan. Selanjutnya saya hanya ingin memberitahu bahwa terhadap apa apa yang telah saya tuliskan di blog ini, sangat mungkin bukan lagi merupakan pandangan dan keyakinan saya saat ini, karena ternyata saya telah banyak berubah, anda pun saya yakin sedang dan telah berubah juga. Semoga dimengerti.
Peringatan!!!
Anda Boleh Memaki, Anda Boleh Mencaci, Tetapi Jangan Sebar Spam or Promosi. Segala Bentuk Komentar yang Berbau Spam dan Promosi akan Langsung Saya Hapus! Tanpa Kecuali!
Anda
DIPERBOLEHKAN KOPI PASTE Semua Artikel atau Tulisan yang Ada disini
Syaratnya satu: Cantumkan Link Blog ini di dalam Artikel yang Anda KOPI PASTE!!
Suluh Numpang Nulis
Rasa-rasanya melihat foto jaman segitu, ndak banyak yang berubah ya Mas, selain barangkali pakaian dan kendaraan bermotor. :D
Eh ndak banyak berubah yang mana? Kalau yang VanLith emang gak banyak berubah. Kalau bencana Lahar Dingin sih juga hampir sama: banyak batunya; tapi kalau kotanya wah udah jungkir balik berubah total.
Soalnya aku kalau ke Muntilan / Klaten biasanya ke luar kotanya. Beberapa kerabat tinggal di situ. Jadinya kalau di jalan setelah keluar jalan utama pemandangannya sawah terus. Yang ini ndak banyak berubah, hehehe
Juga, pakaiannya. Banyak orang, terutama yang sudah sepuh, masih pake jarik begitu kan. :P
Iya, yang sepuh sepuh emang masih suka pake pakaian kek gitu. Tetanggaku yang sepuh juga iya. Kalau bangunan sih emang cenderung gak banyak berubah yang luar kota, sawah dimana mana, maklum termasuk lahan subur (orang desa cenderung bergerombol, bangun rumah mending empet empetan daripada konversi sawah jadi rumah), tapi kalau sekitar kota, udah berubah jadi toko dan rumah tinggal.
Ini kok avatarnya pada hitam putih semua =))
^ LOL
Iya juga =))
Sebenarnya dalam arsip-arsip sejarah kita banyak nggak sih foto-foto masa lalu begini, dan seberapa banyak pula yang sudah dikonversikan dalam bentuk digital?
Aku jadi ingat soal manuskrip-manuskrip lama di dayah-dayah pesantren tua di Aceh, itu dulu ada program untuk digitalisasi oleh Badan Pengelolaan Data Elektronik propinsi, kerjamasama dengan salah satu pustaka wilayah di Banda Aceh. Entah jadi entah tidak. Namun adalah ironis kalau kita googling, banyak sumber foto-foto digital dari masa silam ini justru bisa ditemukan di museum-museum atau institusi asing di luar negeri :|
Aku sih sering dengar ide seperti ini dari dulu, sejak heboh dunia digital tahun 2000 awal, tapi ya tidak tahu gimana prosesnya sekarang. Kalau udah diproses, seharusnya mudah menemukannya di google.
Sepertinya belum. Malah waktu ribut-ribut soal Roy Suryo ngaku-ngaku menemukan lagu Indonesia Raya asli, itu juga ngakunya ketemu di server luar negeri :mrgreen:
Ya, seharusnya kalau sudah kan gampang ketemu di Google. Tapi sampai sekarang masih susah, kecuali yang di luar institusi pemerintah punya, kayak blogger-blogger atau situs non-pemerintah. :?
Kemungkinan karena popularitas blogger dan website itu terus tergerus facebook, bisa jadi lebih banyak yang upload ke facebook, dan sayangnya upload upload pribadi via facebook itu gak terbaca di search engine, mengingat google gak bisa crawl facebook secara utuh.. *cuma perkiraan sih.
Ditambah lagi Facebook gak ada fitur search for post (ngarep banget padahal).
Iya, kemungkinan memang begitu. Aku sendiri memperhatikan grup-grup etnik di Facebook (seperti grup anak Aceh atau anak Batak), justru lebih royal soal mengunggah foto-foto sejarah. Tapi ya itu dia, di search engine jarang ketemu. Sepertinya memang Google and the gank nggak bisa ngacak-ngacak Facebook seperti di blog atau website yang lebih terbuka.
Hehe. Sama, ngarep benar itu soal search post :D
nolelo aku suka suka suka aku kangen muntilan aku pingin balik tapi gak punya duwit,,,,,hikz… hiks,,,, hiks,,
deket kerkop dan van lith ada warung yg jualan lotek, mie ayam, gado2..enak banget :P
Pikirane yak mung mangan wae?
ikutanna ahhhh
potonya supr keren, laik dis!
muntilan tanah kelahiranku….
mas ijin kopi beberapa gambarnya yah… makasih btw, salam kenal
– @muntilanku – http://twitter.com/muntilanku –
Muntilan sejak 1972 – 1988 kuhabiskan masa kecilku di Muntilan, 1988 – 1999 mondar-mandir yogya muntilan…. sejak orang tua wafat, jarang kembali ke Muntilan… kota penuh kenangan :)
Mas Suluh, kalau punya foto yg lain tolong upload donk…. kalau ada pasar Muntilan, kangen waktu Bapak Simbok mbeliin Sego Ndog nanggone mBah Joyo njero pasar,
Menarik artikelnya
izin kopi foto jadul kota kealahiranku ya …maturnuwun.
terima kasih buat fotonya…ak juga lahir d mtl…karangwatu…tp sejak menikah th 2009,ak tgl d smg…jd
kangen mtl dehhh…slm buat mbah sri wahaji,,,ne2kku tercinta….hehehe
u/ kereta kok ga jalan lagi ya? hanya sisa2 sejarah aja
mas muntilanku itu indah cuman jauh dimata dekat di hati,,,,,,,,,,
Ngak ada kata lain selain sokorini in my heart
.3 tahun menjadi bagian di muntilan waktu sekolah itu hal yang luar biasa. Dikota itu diajarkan berbagai pelajaran moral, etika, budi pekerti. Sekolah” terkenal seperti smk pangudi luhur, van lith, marsudirini, marganingsih, dll banyak yang siswa siswinya dari luar kota, muntilan kota pelajar dan kota pramuka. Walaupun sekarang sudah gak dimuntilan lagi tp muntilan itu bikin kangen kesana, salam hangat.
Berto kamu sekarang dimana?, Gimana kabar temen2. Kamu Berto nolelo kan.
nolelo aku suka suka suka
Berto jadi guru bahasa inggris di seminari (sekolah calon pastor) garum, di malang
foto pasar atau setasiun muntilan yang sekarang jadi terminal gakda yang punya ya..klo ada aploud dong..thank
Foto”nya keren”. Sayang, knp gak dr Indonesia yak ?. Aku punya foto” waktu ke Muntilan th 1993. Tp cuma hsl karya amatiran. Diantaranya ya, cuma gunung merapi dipagi hari diambil dari daerah dukun. Candi Asu, keren tuh candi, kecil adanya ditengah” sawah. Kuburan cina yg terletak di tebing, jadinya kelihatan mau turun. Tapi, ma’af ya Kang Suluh, kl salah. Krn seingat sy, itu wkt sy ke Muntilan. BTW, wkt itu sy mkn nasi goreng dipasar, enak tenan. Padahal dimasak cm pk anglo bara n penggorengan tanah liat. Entah kapan bisa k sana lg. BTW, thx udh ngingetin kenanganku…
mas mas mbak mbak aku lho wong muntilan asli wong tambakan aku bien senenge angon kebo nang stasiun saikji wis dadi terminal dr prayitno..by..muslich
aku wong muntilan ngawen.foto foto kuno mengingatkan aku th 70 an. banyak orang ke pasar jalan kaki..orang orang dari kulon progo juga ke muntilan jalan kaki lewat ngawen .ya sekarang sudah pada pakai motor atau mobil.aku lulusan stm pl 85
tutup mata, inget inget dulu yang pernah punya kenangan di muntilan,.
indah kan?
jangan lupa pulang, muntilan menunggu..
mtl ga ada matinya..
yang brani ngehina muntilan…ribut ma gue!!!hehehe
Jadi ingat waktu tahun 1913 dahulu
Buat kawan kawan alumi stm sanjaya th 1981 salam kangen dari jumino
Jadi ingat masa sekolah dulu, muntilan yang membuat kangen
aku sekarang ada di lampung PTP Nusantara VII (Persero), pingin rasanya plg kampung. di Candi Sirahan Salam Magelang
hai kawan semua yang alumi th 1982 / 1983 stm sanjaya sayangan muntilan tlg dibalas ini aku jumino
aku sanjaya ’96…senenge nek ono karnaval bali gasek…
DI kebun mana mas? saya asli muntilan tapi di PTPN5
ingat aku jaman SD th 86 jalan kaki dari jumoyo ke muntilan melangkahi bantalan rel, pulangnya mandi bareng di kali blongkeng
prapatan sayangan…banyak yg jual makanan enak enak…tempat nunggu angkutan pulang sekolah…
Mas, mbak sekalian…yang di pinggir jalan itu pohon apa ya… penasaran saya.
pasar kewan muntilan…
gedung filem KARTIKA yg legendaris….dulu tiket cuma 750.