Poligami di Wajahku

Sebenarnya saya enggan menulis tentang poligami. Akan tetapi entah kenapa saya sebagai seseorang yang merasa tidak suka dengan perilaku poligami ini, ingin juga menuliskan sesuatu tentang perilaku ini. Saya juga menilai bahwa tulisan ini sebenarnya akan menghasilkan sesuatu yang tidak begitu bernilai di diri saya. Terutama hal ini berkaitan dengan alasan klasik. Saya tidak begitu tertarik dengan perdebatan moralitas. Sebagai seorang yang dibesarkan dalam lingkungan tertentu dan menganut moral tertentu, saya menilai bahwa moralitas pada dasarnya merupakan sesuatu yang tak terpahami kausalitas maupun asal manifestasinya. Apalagi moralitas yang terbangun dari doktrin agama. Moralitas merupakan sesuatu yang nyata dan tidak dapat saya singkirkan dalam menjalani kehidupan ini. Akan tetapi saya juga sadar bawa moralitas merupakan sesuatu yang abstrak dan beranekaragam. Darimana moralitas terbangun? Moralitas terbangun setidaknya karena adanya manusia. Manusia yang kemudian “mencipta” aturan-aturan tertentu. Entah itu ia katakan dari perintah tuhan, atau perintah alam semesta. Saya tidak begitu peduli dengan hal ini. Moralitas Kantian yang mengandalkan aspek rasionalitas tidak begitu saya sukai. Kant begitu yakin bahwa moralitas berasal dari rasionalitas manusia (baca: Critique of Pratical Reason). Tetapi saya sepertinya tidak begitu mengerti hal ini. Saya merasakan moralitas yang tumbuh dan hidup di diri saya lebih dari sekedar hasil manifestasi dari rasionalitas kita. Saya cukup tahu ketika saya melakukan kesalahan. Ini saya maksudkan bahwa saya tidak begitu memuja apa yang dinamakan kebaikan yang menghasilkan pahala atau reward.

Saya ingin membangun suatu pemahaman mengenai poligami dari sumber hati manusia itu sendiri ketika berinteraksi dengan moralitas yang mengelilinginya. Artinya saya mencoba untuk mengerti (dengan pendekatan tipos ideal yang saya bangun) mengapa sebuah praktek poligami bisa sedemikian dilakoni dan kadang menjadi suatu bentuk ketaklukan pada kehendak moral.

  1. Poligami sebagai sebuah keimanan dalam diri. Poligami atau perilaku poligami dianggap sebagai suatu bentuk moralitas yang baik. Artinya ketika seseorang melakukan poligami dia akan mendapatkan reward atau penghargaan. Dengan demikian apa yang menjadi alasan seseorang melakukan poligami murni karena adanya anjuran untuk melakukan poligami. Poligami sama dengan kebaikan. Ketika hati atau perasaan atau nafsu yang ada di dalam diri menggejolak untuk menolak melakukan itu maka perasaan yang timbul ini musti disingkirkan karena pada dasarnya dalam iman dan keyakinannya poligami merupakan sesuatu yang benar dan mutlak benar. Jikalau hati menolak untuk melakukan poligami berarti hati itulah yang salah. Perintah poligami merupakan kebenaran dan tidak dapat dikompromikan. Dengan melawan kehendak hati maka sesungguhnya ia akan dinilai sebagai seseorang yang mampu mengalahkan nafsunya sendiri (nafsu yang ia anggap sebagai sumber kelalaian dan dosa).
  2. Poligami sebagai sebuah kompromi cinta (naluri memiliki). Seseorang melakukan poligami karena cinta. Seseorang telah melakukan pernikahan. Entah itu karena dijodohkan atau karena alasan lain saya tidak begitu mempedulikan. Seseorang tersebut kemudian menemukan tambatan hatinya yang lain. Ia jatuh cinta kepada wanita lain. Saya tidak peduli apakah ia jatuh cinta karena sudah tidak memiliki rasa dengan wanita yang dinikahinya sebelumnya ataukah ia masih memiliki rasa cinta dengan isterinya. Saya juga mengabaikan apakah sesungguhnya wanita yang lain yang ingin dipoligami memiliki rasa cinta dengan dirinya ataukah tidak. Disini saya ingin menjadikan sudut pandang pria pelaku poligami sebagai titik fokus utama. Karena dia begitu menginginkan sang wanita lain menjadi miliknya secara legal formal (entah norma sosial atau negara). Karena ia bisa jadi memiliki wanita itu secara illegal (Selingkuh)

Dua alasan poligami di atas kesemuanya merupakan sudut pandang pria. Namun demikian alasan alasan diatas dapat juga diterapkan dalam diri perempuan sebagai objek poligami. Perempuan bisa jadi secara hasrat (naluriah) dirinya menolak menjadi objek poligami, tetapi karena keimanan dalam dirinya yang menghendaki bahwa ia musti melakukan poligami demi mendapatkan keridlohan “otoritas tertentu” maka ia melakukannya. Demikian pula pada alasan cinta. Ia bersedia menjadi objek poligami karena memang ia menghendakinya dan kebetulan ada sarana norma sosial yang mengijinkan ini dilakukan. Sedangkan untuk wanita yang dimadu ia juga dapat diterapkan pada kondisi keduanya. Ia rela dimadu karena keimanan dalam dirinya yang musti mengiyakan poligami dilakukan. Akan tetapi saya meragukan alasan kedua bisa diterapkan pada wanita yang dimadu ini. Saya tidak begitu memiliki bukti yang kuat soal ini. Satu alasan yang mungkin bisa diterima adalah bahwa dia tidak ingin kehilangan suaminya karena wanita yang lain. Ini bukan berarti sebagai alasan yang kedua. Ini lebih karena ketidakmampuan diri untuk menolak kehendak suami.

Sebagai sebuah aturan atau norma sosial (agama islam khususnya walaupun ada poligami atau poliandri di ideologi yang lain atau masyarakat lain) yang memiliki sifat “disunahkan” terutama di sebagian masyarakat islam indonesia, poligami merupakan hal yang sepenuhnya wajar. Saya mengatakan sebagian masyarakat islam indonesia karena pada kenyataannya ada interprestasi yang berbeda dari sebagian kalangan mengenai poligami. Saya tidak ingin mengabaikan tafsir yang berbeda ini. Poligami dari sudut pandang rasionalitas saya menilai tidak memiliki alasan yang begitu kuat. Sebagaimana juga banyak moralitas yang lainnya. Kenapa saya menolong orang yang jatuh? Ini juga hanya akan menghasilkan rasionalitas yang semu. Dengan demikian moralitas poligami lebih saya letakkan pada suatu sistem dogma. Ia hadir dari “langit”. Dari perilaku-perilaku masyarakat sebelumnya. Atau bisa juga dari norma sosial masa lalu.

Poligami atau Poliandri dalam pandanganku

Dengan alasan yang sama sama tidak kuat secara rasional saya akhirnya secara kognitif (walaupun sebenarnya tidak demikian, cuma mencoba aja, penjelasan ada di akhir tulisan mengenai hal ini) lebih memilih untuk menjadi seseorang yang menolak poligami. Akan tetapi saya menilai bahwa alasan rasionalitas yang saya bangun dari sikap penolakan terhadap poligami ini lebih rasional di bandingkan dengan alasan yang propoligami. Ini tentunya menurut diri saya. Walaupun secara alamiah saya (kita) bisa memiliki dua benda atau lebih yang sama-sama kita cintai (dalam bahasan ini: isteri, atau kalau poliandri: suami), akan tetapi saya merasa bahwa sebagai sesama manusia (wanita bukan barang tetapi sama seperti pria ia juga manusia) poligami akan lebih banyak menjeritkan perasaan. Salah satu alasan yang bisa digunakan disini adalah rasa “cemburu”. Rasa cemburu mengidentikkkan bahwa dia (pria atau wanita) tidak ingin diduakan. Dengan demikian secara naluriah (naluri cemburu) merupakan suatu wujud dari keinginan untuk selalu mempertahankan yang satu (suaminya atau isterinya) untuk tidak diambil atau dibagi dengan yang lain. Nah ini merupakan suatu alasan yang cukup baik menurut saya dalam mendukung anti-poligami atau anti-poliandri.

Alasan yang lainnya bersumber dari suatu imajinasi saya sendiri atau lingkungan sosial tertentu. Saya mengandaikan bahwa di lingkungan sosial tertentu (dan memang ada masyarakat yang menganut anti poligami), sudah dari terbentuk suatu norma yang anti-poligami. Poligami merupakan sebuah dosa. Poligami dalam pandangan masyarakat itu terjerumus dalam lembah neraka. Dengan demikian muncul keimanan dalam diri bahwa ketika kita menghendaki poligami (nafsu poligami atau poliandri naluriah) kita musti menghalaunya atau menyingkirkan jauh jauh.

Saya pikir dalam suatu masyarakat yang memiliki norma anti poligami akan lebih mudah diterima oleh masyarakat ini dikarenakan kecenderungan alamiah poliandri dan poligami lebih kecil dari kecenderungan untuk setia dengan 1 pasangan. Terutama juga lebih dikarenakan poligami merupakan norma yang disunahkan bukan diwajibkan. Bayangkan syarat minimal yang harus dijalani jika menganut norma wajib poligami. Syarat alamiahnya adalah minimal jumlah perempuan dua kali lipat jumlah lelaki. Ini jika poligami cuma dua isteri, bagaimana jika tiga atau empat isteri. Ini juga dengan catatan pria dan wanita tersebut dalam usia kawin atau siap nikah. Hal tersebut bisa juga berlaku sebaliknya dengan penganut poliandri. Akan sangat merepotkan jika suatu masyarakat menganut norma poligami yang wajib. Hal ini berbeda apabila norma anti-poligami dijadikan suatu norma wajib. Akan lebih mudah menerapkannya. Walaupun pada dasarnya musti ada sejumlah besar orang yang akhrinya tidak melakukan pernikahan. Tapi hal ini merupakan suatu bentuk kewajaran dan sangat diterima oleh sebagian besar masyarakat (dimanapun itu).

Akan tetapi saya sebenarnya lebih memihak anti poligami karena alasan yang tidak bisa saya ungkapkan. Secara emosional memang saya begitu menolak poligami. Saya pokoknya tidak suka. Begitulah apa yang dikatakan naluri saya. Dengan demikian dihadapan dua norma sosial pro poligami dan anti poligami saya memiliki kecenderungan alamiah untuk memihak anti poligami.

Namun demikian sebagai seorang yang berusaha untuk menjalani kehidupan dengan prinsip liberal, saya juga tidak terus selalu mencaci para pelaku poligami. Karena pada dasarnya poligami merupakan pilihan seseorang. Ia berhak memiliki dan menjalaninya. Dalam berinteraksi dengan orang, saya juga lebih menonjolkan kehangatan suasana dan pribadi dibandingkan dengan latar-belakang ideologi atau dogma yang ia jalani.
Bagaimana dengan anda?

Dalam memori akan sanak-familiku yang melakukan poligami

Haqiqie Suluh (Kamis, 15 Februari 2007)

31 Tanggapan to “Poligami di Wajahku”


  1. 1 papabonbon Kamis, 15 Februari 2007 pukul 1:48 pm

    ya udah, ngomong statistik bareng papabonbon aja gimana … ? :p

    http://pjvermonte. wordpress. com/page/ 2/

    *Ranking Negara-negara di Dunia Januari 21, 2007*
    Posted by philips vermonte in my own. 10 comments

    B. Most Male Population (negara dengan jumlah pria per 100 wanita
    terbanyak): (1) Uni Emirat Arab 214 pria per 100 wanita, (2) Qatar 206,
    (3) Kuwait 150, (4) Bahrain 132, (5) Oman 128, (6) Arab Saudi 117.

    C. Most Female Population (negara dengan jumlah pria per 100 wanita
    tersedikit): (1) Latvia 84 pria per 100 wanita, (2) Estonia 85 (3)
    Ukraine 85 (4) Armenia 87 (5) Lesotho 87 (6) Lithuania 87 (7) Rusia 87.

  2. 2 anung Jumat, 16 Februari 2007 pukul 7:37 pm

    poligami?
    klo aku sih memandang itu oke aja..
    tergantung pelakunya,,,yes or no
    fitrohnya cewek emang gak mau dimadu,,
    fitrohnya cowok ya buaya, bisa jinak bisa liar,,
    hehehe

  3. 3 agorsiloku Sabtu, 17 Februari 2007 pukul 1:20 pm

    Karena moral datang dari rasinal manusia dan hanya datang dari rasional manusia, maka rasional pula lelaki kawin dengan lelaki untuk tujuan, biar nggak punya anak, atau wanita juga dengan wanita lagi juga untuk alasan yang kant sebagai rasional manusia.
    ah.. aku sih mbingung…

  4. 4 antobilang Minggu, 18 Februari 2007 pukul 2:49 am

    #anung
    kamu tipe menjadi buaya atau tipe dimadu?

  5. 5 penny Selasa, 20 Februari 2007 pukul 10:31 am

    I agree puooool with you bro…
    Sebenarnya Nggak usah dikomentari lagi juga saya sependapat dengan kak Suluh. Menurut saya pandangan orang yang melakukan poligami saat ini cenderung ke arah nafsu semata dan berbeda ama di masa Nabi dulu.
    Tambah 2 jempol tangan dan 2 jempol kaki dech tuk k2 he…he… (^_^)

  6. 6 M Shodiq Mustika Minggu, 4 Maret 2007 pukul 3:07 am

    Salam kenal.
    Benarkah moralitas Kantian mengandalkan rasionalitas?

  7. 7 lukcy Kamis, 8 Maret 2007 pukul 11:51 am

    poligami?

    BOLEH JUGA TERGANTUNG SAMA MEREKA YANG MENJALANINYA

  8. 8 lukcy Kamis, 8 Maret 2007 pukul 11:57 am

    POLIGAMI ????????????

    kykny aq g setuju, coz menurut sudut pandang aq poligami tu
    cm alasan sebagian orang yg pengen selingkuh, kecuali alasanny
    bisa dipahami, dan dimengerti

  9. 9 Rizma Adlia Kamis, 12 April 2007 pukul 8:40 pm

    Ga mau dipoligami!! tapi Ma ga mau ampe melawan hukum “boleh poligami” itu,, *huuhh!!*
    jadi,, Ma ga usah nikah aja atau nikah sama orang yang Ma ga suka, biar kalo dia mau poligami Ma ga perlu cemburu?? Hmmm,,,

  10. 10 Saleh Aziz Senin, 11 Juni 2007 pukul 5:33 pm

    Islam tidak cocok untuk wanita karena Islam menurunkan derajat wanita.

    hmmm masak sih… ah banyak juga wanita yang senang loch dengan keislamanya…. apa yang salah ya?

  11. 11 Zorion Annas Senin, 11 Juni 2007 pukul 5:34 pm

    Poligami atas nama agama, membunuh juga atas nama agama. Terorisme atas nama agama. Kenapa menjadi begini?
    Waktu jaman Majapahit, orang Jawa (Gajah Mada, dll) membuat nusantara
    makmur dan jaya. Orang jawa berkebudayaan tinggi, kreatif dan toleran.
    Setelah Islam masuk di Jawa, negara kita hancur korban dari penajahan
    Belanda, Jepang, dsb. Korban dari korupsi, kekerasan/teror, malapetaka. Dan korban dari imperialisme Arab (Indonesia menjadi pemasok turis calon haji yang terbesar di dunia). Orang-orang Arab ini memang hebat telah berhasil menemukan cara untuk memasukkan devisa.
    Bagaimana caranya supaya orang Jawa kembali bisa memakmurkan negara kita yang tercinta ini?

    romantisme masalalu yang gak sepenuhnya saya setujui… eh setahu saya mahapahit besar karena adanya gadjah mada… itu pun dengan kekerasan alias perang untuk menyatukan nusantara… makmur tuh juga propaganda gadjah mada… tanpa gadjah mada majapahit juga hancur… gadjah mada adalah nabi nya majapahit… hayam muruk mah cuma icon atau patung saja… itu sih menurut saya…. ah… gak begitu ngerti juga…. eh, dulu katanya juga jaman nabi dan sahabat rakyat makmur dan sentosa serta toleran kreatif dan berkebudayaan tinggi loch… sama sama romantisme juga seperti anda…

  12. 12 Zorion Annas Rabu, 13 Juni 2007 pukul 5:10 pm

    Poligami atas nama Alloh dan nafsu, membuat para kyai, ulama dan tokoh-tokoh muslim lainnya berulah nakal dan cabul. Padahal jelas sekali bahwa poligami merendahkan derajat wanita.
    Indonesia adalah negara pemasok jemaah haji yang terbesar di duni. Ini kenyataan sekarang. Bangsa Arab ini memang hebat sekali karena telah berhasil menemukan cara untuk memasukkan devisa untuk mereka sendiri. Sedangkan situasi ekonomi negara kita dalam keadaan yang sangat parah. Imperialisme Arab ini memang sangat kejam. Turun-temurun sampai anak-cucu, tidak tahu sampai kapan, nusantara diharuskan membayar “pajak” kepada Imperialisme Arab ini dengan alasan: kewajiban menjalankan rukun Islam.
    Padahal, sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, orang Jawa sudah menganut agama universal yaitu agama Kejawen.
    Kenapa kebudayaan Jawa yang luhur ini sedang dibarter dengan sistim hidup Arab? Padahal peradaban Jawa jauh lebih tinggi dari pada yang di Arab.

    wah arab tuh imperalisme juga ya? hemm seru juga… tambah mikirnya nich saya… eh tulis aja di blog tuh… ntar saya yang koment duluan.. jadi pertamaxx… leekontoro.wordpress.com juga boleh tuh… [KOMPOR MODE :ON] :D

  13. 13 Saleh Aziz Rabu, 13 Juni 2007 pukul 5:20 pm

    Yang dimaksud “banyak juga” itu apa? Lihat saja sekarang di kota-kota, wanita tidak mau dan malu menunjukkan keislamannya karena mereka tahu bahwa Islam tidak memberi hah apa-apa kepada wanita. Hanya memproduksi anak dan menuruti kehendak suami.
    Agama adalah urusan jadi diri, pribadi. Tidak bisa dipaksakan dan diancam.
    Orang Jawa dipaksakan untuk berdusta dengan mengisi Islam di KTP. Padahal mereka bukan Islam sama sekali. Sebagian besar orang Jawa beragama Kejawen.

    Wah gitu ya? jadi mikir-mikir nich…

  14. 14 Zorion Annas Sabtu, 21 Juli 2007 pukul 11:22 am

    Apakah Islam agama teroris? Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk menjadi teroris.

    Tetapi, di dalam Al-Qur’an, ada banyak sekali ayat-ayat yang menggiring umat untuk melakukan hal-hal yang tidak manusiawi, seperti: kekerasan, anarki, poligami dengan 4 istri, anggapan selain muslim adalah orang kafir, dsb. Sikap-sikap tersebut tidak sesuai lagi dengan norma-norma kehidupan masyarakat modern.

    Al-Qur’an dulu diracik waktu jaman tribal, sehingga banyak ayat-ayat yang tidak bisa dimengerti lagi seperti seorang suami diperbolehkan mempunyai istri 4. Dimana mendapatkan angka 4? Kenapa tidak 10 atau 25? Terus bagaimana sakit hatinya istri yang dimadu (yang selalu lebih tua dan kurang cantik)? Banyak lagi hal-hal yang nonsense seperti ini di Al-Qur’an. Karena semua yang di Al-Qur’an dianggap sebagai kebenaran mutlak, maka orang muslim hanya menurutinya saja secara taken for granted.

    Banyak pengemuka muslim yang berusaha menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an supaya menjadi lebih manusiawi. Tapi usaha ini sia-sia saja karena ayat-ayat Al-Qur’an itu semuanya sudah explisit sekali. Sehingga tidak bisa ditawar lagi. Jadi umat muslim terjebak.

  15. 15 Orang Medan Sabtu, 18 Agustus 2007 pukul 11:13 pm

    Saya lebih memilih pelajarilah apa yang anda anut, dan pertimbangkan juga yang keadilan atau perasaan moralitas dan rasionalitas. Jangan separo-separo mempelajari membuat anda fanatik tak menentu, tertutup dengan yang lain dn menganggap benar sendiri karena membaca sedikit. Kalo tidak adil menurut akalmu ya jangan kamu bilang itu benar ke orang lain. Cukup kamu saja. Dan jangan sok mengajari orang lain kalo tidak ahli bisa berabe. Seorang ahli Listrik baru bisa ngajari listrik, kalo belum kesetrum dan mati. Kalo anda punya agama Islam dengan paham bisa poligami baca dulu Al-Qur’an nya semua ya jangan sebagian dan artikan. Jangan dikira-kira/raba-raba, apalagi tafsir wow guawaaaaat. Zaman sekarang semua gak main tafsir tapi data akurat.

  16. 16 ayonk Minggu, 16 September 2007 pukul 12:54 pm

    poligami tidak perlu jadi masalah,para wanita Indonesia tidak prlu risau, suaminya atau kekasih anda tidak akan berani berpoligami,paling beraninya selingkuh.. nggih to mas Suluh..

  17. 17 Solihin Senin, 7 Januari 2008 pukul 6:42 pm

    Assalaamu’alaikum.
    @ ayonk,
    Saya juga sangat setuju dengan poligami.
    Saya mempunyai seorang teman yang sudah mempunyai seorang istri + 2 anak. Dia mau tidur seranjang dengan gadis yang berumur 9 tahun. Gadis ini adalah anak dari seorang teman akrabnya. Teman saya ini mau mencontohi Nabi Muhammad SAW.
    Teman saya ini mengetahui bahwa gadis tsb bukan milik ayahnya, melainkan milik Alloh.
    Pertanyaan saya: Berhakkah si Ayah menolak permintaan teman saya ini? Apakah si ayah akan masuk neraka karena menolak ajaran Rasulullah SAW?
    Terima kasih atas pertolongannya untuk menjawab pertanyaan ini.
    Wassalam

  18. 18 Ramli Rais Sabtu, 12 Januari 2008 pukul 1:31 am

    Assalaamu’alaikum.
    Saya menemukan posting yang sangat menarik tentang: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam. Ini link-nya: http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=1312
    Selamat membaca dan terima kasih,
    Wassalam

  19. 19 resist Selasa, 25 Maret 2008 pukul 3:52 am

    Quran dulu dibuat waktu jaman perang. Ayat-ayatnya hanya berlaku untuk situasi saat itu.
    Cilakanya, orang-orang yang membuat ayat-ayat Quran itu tidak memikirkan bahwa kehidupan manusia dan tata sosial masyarakat selalu berubah.

    Hasilnya, disamping ayat-ayat Quran mengandung banyak kesalahan tata bahasa, ayat-ayat ini makin tidak relevan untuk kehidupan umat.

    Jadi musuh utama bagi Quran adalah WAKTU.

  20. 20 Zulfiki Bin Taha Senin, 31 Maret 2008 pukul 6:43 pm

    Mengucapkan “Selamat Natal” kepada umat nasrani adalah haram.

    Adapun hal-hal lainnya yang haram bagi umat muslim adalah:
    • makan mie instant => karena temuan oran Cina
    • memakai pakaian tekstil => karena ditemukan oleh Kristiani
    • makan nasi => karena berasal dari Cina
    • memakai kendaraan bermotor => karena temuan bangsa Kristiani
    • mengikuti ajaran Wali Songo => karena semuanya orang Cina
    • menggunakan listrik => karena temuan bangsa Kristiani
    • menggunakan komputer => karena temuan bangsa Kristiani
    • menggunakan internet => karena temuan bangsa Kristiani
    • kiblat mengarah ke Mekah => karena itu penyembahan berhala
    • naik haji => karena itu penyembahan berhala
    • menganggap buku al-qur’an suci => karena itu penyembahan berhala
    • mengelilingi ka’bah 7 kali => karena itu penyembahan berhala
    • sholat 5 kali sehari => karena ini penyembahan berhala
    • mempercayai surga, neraka & akhirat => semuanya ini adalah berhala

    Bagaimana dengan saudara-saudara kita umat muslim yang membela Islam dengan merusak tempat-tempat ibadah umat lain, tapi mereka memakai pakaian tekstil dan mengendarai kendaraan bermotor? Sedangkan tekstil dan kendaraan bermotor adalah temuan dan teknologi bangsa Nasrani.

    Bagaimana dengan saudara-saudara kita umat muslim yang membela Islam dengan meledakkan bom untuk membunuh umat lain? Sedangkan bom itu adalah temuan orang Yahudi.

  21. 21 Zulfiki Bin Taha Senin, 7 April 2008 pukul 5:43 pm

    Memang satu-satunya agama yang dibela oleh pemerintah adalah agama Islam.

    Sikap pemerintah seperti ini sangat berbahaya.

    Resikonya adalah:
    Bagi umat Islam yang anti pemerintah, hal ini adalah peluang yang sangat bagus untuk menentang pemerintah. Umat muslim tidak usah menunggu pemilihan umum untuk menentang pemerintah yang sekarang.

    Kalau umat muslim mau menentang pemerintah yang sekarang, cukup dengan meinggalkan agama Islam untuk memeluk agama lain selain Islam. Meninggalkan agama Islam berarti anti pemerintah yang sekarang. Reaksi ini lebih ampuh dari pada menyoblos di pemilu. Hasil penghitungan suara di pemilihan umum bisa direkayasa dan dicurangi. Tetapi meninggalkan agama Islam ke agama lain adalah reaksi yang tidak bisa dikontrol oleh pemerintah. Dan pemerintah nanti hanya bisa gigit jari.

    Inilah resiko yang dihadapi oleh pemerintah yang kerjanya hanya membela agama Islam.

  22. 22 Khairun Abubaker Rabu, 9 April 2008 pukul 5:09 pm

    Organisasi-organisasi muslim yang bringas didukung oleh oknum-oknum kepolisian & aparat keamanan pemerintah.

    Sudah sering terjadi pengerusakan rumah-rumah ibadah umat lain, sweeping, fatwa-fatwa dan kekerasan lainnya yang dilakukan oleh organisasi muslim terhadap umat agama lain. Sedangkan sebagian dari para preman ini adalah anggota polisi dan aparat keamanan lainnya yang berpakaian sipil. Pemerintah juga bersikap seolah-oleh memberi semangat kepada preman-preman ini sehingga mereka merasa berada di atas hukum apapun yang berlaku di negara Indonesia.

    Juga anggota polisi pada umumnya hanya menonton para preman yang melakukan pengerusakan & sweeping. Anggota polisi malah melindungi oknum-oknum yang berkelakuan bringas itu.

    Sedangkan polisi dan aparat keamanan pemerintah seharusnya melindungi seluruh lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan agama, kepercayaan, suku, dsb.

    Kita yakin bahwa ada umat muslim yang tidak mentolerir dan tidak setuju dengan kelakuan polisi dan aparat keamanan yang secara terang-terangan memihak kepada golongan mayoritas.

    Tetapi, pemerintah tidak menyadari bahwa walaupun polisi dan aparat keamanan mempunyai senjada api, rakyat jelata (masyarakat muslim yang kurang simpati terhadap polisi) mumpunyai senjata yang jauh lebih ampuh dari pada senjadi api. Sejata yang ampuh ini adalah agama.

    Masyarakat muslim yang tidak simpati terhadap tindakan polisi yang memihak ini bisa mengeluarkan reaksi yaitu mereka bisa meninggalkan agama Islam. Mereka bisa mengalih ke agama lain. Kalau hal ini terjadi/sedang terjadi, maka senjadi api polisi itu tidak ada artinya.

  23. 23 Khaled Elkasi Sabtu, 26 April 2008 pukul 2:13 am

    MUSUH ISLAM ADALAH ALQUR’AN

    Kita mengetahui bahwa tujuan memaluk suatu agama (agama apapun) adalah untuk membuat umatnya menjadi teguh batiniah. Kuat tak tergoncangkan.

    Sedangkan Alqur’an merupakan musuh yang paling berbahaya terhadap agama Islam. Alqur’an membelenggu umat muslim supaya menjadi lemah, mudah diadu-domba dan mudah dihasut.

    Buktinya, umat muslim saat ini sangat lemah. Melihat kartoon Nabi Muhammad saja sudah bingung kesurupan. Melihat kepercayaan-kepercayaan lain juga umat muslim menjadi sakit. Umat muslim mudah diadu-domba sehingga mengeluarkan fatwa-fatwa bringas, merusak tempat-tempat ibadah umat yang beragama lain, sweeping, dan melakukan kekerasan-kekerasan ala jaman kegelapan.

    Semuanya itu adalah hasil dari penghayatan Alqur’an. Alqur’an sedang melemahkan dan merusak jiwa dan prilaku umat muslim.

    Jadi musuh utama bagi Islam adalah Alqur’an.

  24. 24 Rustan Zali Senin, 2 Juni 2008 pukul 1:59 pm

    LAGI-LAGI OKNUM POLISI YANG DI FPI MELAKUKAN KEBRINGASAN

    Wah ! Lagi terjadi kekerasan a la jaman kegelapan.

    Seharusnya bukan FPI yang dilarang di Indonesia, malah Islam seharusnya dilarang di Nusantara karena idiologi ini hanya menyulut kebencian dan membuat keonaran, kerusuhan, anarki yang membuat masyarakat Indonesia resah.

  25. 25 sam Selasa, 23 Desember 2008 pukul 3:04 pm

    T : Wanita tercipta dr 1 tulang rusuk laki2. jadi, kalau istri anda 2. Yang satu tercipta dari tulang rusuk siapa dong???

    J : Ya dari laki-laki juga dong. Kan tulang rusuk manusia ada 12 pasang.

    T : Kalau memang Tuhan membolehkan poligami, kenapa Dia menciptakan satu Adam dan satu Hawa?

    J : Lho kalau ada wanita lain selain Hawa, Adam bisa-bisa diacuhin karena para wanitanya sibuk ngerumpi.

  26. 26 Anwar N. Sabtu, 4 April 2009 pukul 3:25 pm

    BERAPAKAH TINGGI BADAN NABI MUHAMMAD SAW ?

    Buat teman-teman yang ahli matematika. Saya perlu bantuan dari kalian.

    Saya mau mengetahui tinggi badan Rossul SAW waktu berumur 54 tahun (waktu beliau menikahi Aysiah yang berumur 9 tahun). Rossul SAW lahir sekitar 1500 tahun yang lalu.

    Kita mengetahui bahwa semakin tahun, tubuh manusia semakin tinggi. Seorang anak yang menginjak umur dewasa selalu lebih tinggi tubuhnya dari ayahnya sekitar 5 sampai 10 cm. Sedangkan, perbadaan umur antara anak dan ayah adalah sekitar 25 – 30 tahun.

    Ambillah sebuah patokan yang minimal bahwa seorang anak selalu lebih tinggi dari ayahnya paling tidak 2 cm. Sedangkan perbedaan umur antara anak dan ayah, kita ambil patokan 30 tahun.

    Saat ini: Tinggi badan orang dewasa di daerah Timur Tengah (Arab), kita ambil patokan 180 cm.

    Kalau dilihat dari patokan-patokan di atas, berarti tubuh manusia bertambah tinggi minimal 2 cm setiap 30 tahun.

    Sedangkan kita mengetahui bahwa Rossul SAW lahir 1500 tahun yang lalu.

    Selisih ukuran badan Rossul SAW adalah (1500 dibagi 30), kemudian hasilnya dikalikan 2 cm. Hasilnya adalah 100 cm (lebih pendek dari sekarang).

    Kalau rata-rata orang dewasa di Timur Tengah mempunyai tubuh setinggi 180 cm, maka tinggi tubuh Rossul SAW pada saat itu adalah (180 cm dikurangi 100 cm) = 80 cm.

    Jadi Rossul SAW mempunyai tubuh setinggi 80 cm.

    Berarti kita yakin bahwa, pada saat itu (1500 tahun yang lalu), Rossul Nabi Muhammad SAW berukuran badan sangat pendek, yaitu sekitar 80 cm.

  27. 27 maya Sabtu, 4 April 2009 pukul 6:42 pm

    wah…poligami lagi….
    uluch…uluch…kalo bahas poligami ceritanye jdi panjang n beribet…mending aye…no coment aje deh….
    hwuhahahahahAy

  28. 28 paperbag Kamis, 9 April 2009 pukul 11:03 am

    no comment juga aku ndak malah kepanjangen !!

  29. 29 dawa Sabtu, 26 September 2009 pukul 11:16 am

    setiap hal pasti ada sisi positifnya.
    jangan sensi berlebihan terhadap sesuatu

  30. 30 sailormoon Senin, 26 Oktober 2009 pukul 10:52 am

    comment nya cuma satu, suetuju jgn poligami tapi jgn berlebihan jg ki… krn tema ni dmana-mana jd pro n kontra. oche…


Tinggalkan komentar




Haqiqie Suluh Facebook Profile

Tentang Aku

Banyak hal yang berubah seiring berlalunya waktu, Demikian pula Saya, Haqiqie Suluh, baik dalam hal pandangan atau keyakinan. Selanjutnya saya hanya ingin memberitahu bahwa terhadap apa apa yang telah saya tuliskan di blog ini, sangat mungkin bukan lagi merupakan pandangan dan keyakinan saya saat ini, karena ternyata saya telah banyak berubah, anda pun saya yakin sedang dan telah berubah juga. Semoga dimengerti.
Peringatan!!!

Anda Boleh Memaki, Anda Boleh Mencaci, Tetapi Jangan Sebar Spam or Promosi. Segala Bentuk Komentar yang Berbau Spam dan Promosi akan Langsung Saya Hapus! Tanpa Kecuali!

BOLEH COPY PASTE

Anda DIPERBOLEHKAN KOPI PASTE Semua Artikel atau Tulisan yang Ada disini

Syaratnya satu: Cantumkan Link Blog ini di dalam Artikel yang Anda KOPI PASTE!!

Suluh Numpang Nulis