Semenjak kamu di sana mengorek-orek amblas tanah nasib yang sial, kami tahu bahwa legam hitamnya dosa tidak mampu menghancurkan duniamu. Semenjak kamu merobek kain sulaman sajadah di masjid yang retak amblas, kami tahu bahwa bening putih wanginya surga belum mampu menegakkan leher-leher yang rapuh penuh peluh. Sementara kita di sana, di sini, mengulum senyum miris dan berkata lemah,Ya Robbi, Ya Robbi, sungkurkanlah dosa-dosa tubuh kami dalam bara merah biru api!
Semenjak abu putih kelabu mengkudungi atap pahala rumahmu, kami tahu bahwa seribu pasir hantu atau kerikil setan yang melesat dari atap dunia tak akan mampu meremukkan tulang-tulang rapuh asamu. Semenjak bau kentut merapi mengendus hidungmu dan memenuhi batang lehermu, kami tahu bahwa jutaan bara api kelabu yang melebur hijau ladangmu tidak akan mampu memusnahkan sawah riang jiwa-jiwa lugumu. Sementara kita di sana, di sini, mengumbar tawa dan bertukar layu,Ya Robbi, Ya Robbi, aku mencari-Mu!, aku mencari-Mu!. Dan kemudian berteriak penuh gila,Ya Robbi, Ya Robbi, Kau bawa pergi kemana salah-salahku?!
Suluh Numpang Nulis 
0 Tanggapan to “Semenjak Kamu Di Sana…”