Tubuh, jiwa, dan pikiran. Aku merasa bahwa ketiganya merupakan entitas dari yang satu. Salah jika kita membeda-bedakan ketiganya sebagai suatu hal yang berdiri sendiri. Bahkan konsep tubuh, jiwa dan pikiran sesungguhnya tak bisa dikatakan memiliki bukti yang jelas. Mereka hanya merupakan penyebutan-penyebutan dari entitas jiwa yang satu, yaitu aku, seorang manusia. Dalam pikiranku, aku yakin bahwa sebenarnya terdapat wajah-wajah yang banyak dari entitas aku itu sendiri. Tidak hanya terdiri dari ketiga hal tersebut. Aku adalah aku. Aku adalah proses menjadi aku. Demikian seterusnya. Sebuah objek pemelajaran yang paling sempurna, jika kita merujuk pada tujuan memperoleh pengetahuan, adalah hidup itu sendiri sebagai sebuah laboratorium eksplorasi tiada henti beserta alam lingkungan tempat ia beradaptasi dan bertumbuh.
Hanya saja ketiga konsep tersebut memang merupakan suatu teorisasi atau pemudahan penyebutan, seperti yang tampak pada pembedaan gejala emosionalitas kita. Seperti pembedaan sedih dan gembira. Dalam hal ini ketiga konsep tersebut merupakan langkah praksis-kategorian. Maksudnya adalah ketiga konsep tersebut hanya merupakan suatu penyebutan demi kelancaran atau kemudahan dalam membedakan apa yang tampak di permukaan dari satu entitas. Seperti sebuah benda yang memiliki warna atau rasa atau bau. Semuanya berasal dari hal yang satu tetapi seperti memiliki entitas yang berbeda pada level permukaan pada indera manusia. Rasa asin, warna putih dan bau pada garam merupakan entitas yang berasal dari yang satu yaitu garam itu sendiri.
Body, Soul and Mind
Published Selasa, 18 April 2006 Tidak Dikategorikan Leave a CommentTag:filsafat, hidup, manusia
0 Tanggapan to “Body, Soul and Mind”