Sering kali saya berfikir dan merenungkan apa yang saya lakukan atau tuliskan mengenai ide-ide atau bahasan-bahasan seputar psikologi, ilmu sosial dan filsafat yang notabene bukanlah merupakan bidang studi yang saya terjuni secara akademik atau lewat institusi formal pendidikan. Akan tetapi saya selalu memiliki ketertarikan kuat kepada bahasan-bahasan tersebut dikarenakan psikologi maupun filsafat ataupun yang lainnya, juga menerjunkan diri dalam membahas siapa diri saya dan dunia itu sendiri. Dengan demikian saya, dalam intutusi kehidupan lewat universitas atau sekolah kehidupan, digerakkan untuk memahami dan mengikuti bahasan-bahasan yang dibangun oleh mereka. Saya juga meyakini bahwa setiap pengetahuan atau ilmu itu membahas sesuatu yang “satu”, yaitu dunia itu sendiri termasuk diri saya sebagai manusia yang berkelindan di dalam dunia itu dan menjadi bagiannya. Apakah yang saya lakoni demikian merupakan sesuatu yang salah? Akakah ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat dan sebagainya hanya milik para pelajar atau mahasiswa yang terdidik di institusi formal jurusan masing-masing? Saya tidak tahu. Yang pasti saya pengen belajar-dan belajar. Mungkin darinya saya bisa menemukan makna hidup.
Abaikan keluh kesah saya diatas. Saya disini ingin menulis sembari memahami apa yang dimaksud dengan sebuah terapi psikologis yang dinamai logoterapi. Logoterapi dikembangkan oleh Viktor E. Frankl (baca bukunya Man’s Searc For Meaning). Seorang alumni kamp nazi yang “berhasil lolos” dari kematian atas siksaan kau fasis nazi. Yang menyaksikan sekaligus mengalami penderitaan di dalam kamp maut nazi itu.
Logoterapi menamakan dirinya dengan istilah tersebut dikarenakan pokok bahasannya yang menekankan pada terapi pencarian makna hidup dalam mengatasi neurosis atau gangguan kejiwaan. Tidak seperti psikoanalisis yang menekankan penggalian masa lalu untuk mengatasi neurosis, logoterapi menekankan diri pada fokus menjalani masa depan dengan cara mencari makna hidup seseorang. Doktrin logoterapi juga mengatakan bahwa manusia secara alamiah memiliki kehendak untuk mencari makna hidup sehingga dengan kehendak alamiah dalam pencarian makna hidup ini bisa digunakan untuk memperbaiki gejala-gejala penyakit atau gangguan kejiwaan. Secara singkat logoterapi adalah psikoterapi yang memusatkan upayanya pada pencarian makna hidup.
Logoterapi secara bahasa atau linguistik berasal dari kata logos dari bahasa yunani yang berarti “makna”. Logoterapi juga dapat dikatakan sebagai sebuah upaya eksistensial untuk menjalani kehidupan secara sehat melalui makna-makna kehidupan dari pribadi atau diri manusia. Keinginan mencari makna hidup merupakan dasar utama dari aliaran psikologi logoterapi ini.
Dengan demikian, Logoterapi diklaim oleh Viktor E. Frankl bukanlah hanya sebuah upaya rasionalisasi sekunder dari pemikiran atau akal manusia yang muncul karena dorongan-dorongan akal alamiahnya. Makna hidup adalah unik dan khusus, yang dengan keunikan ini hanya yang bersangkutan atau diri yang bersangkutan lah yang mampu memenuhinya dan mampu merumuskan makna hidup bagi dirinya.
Saya juga sangat menyukai kutipan yang diambil Frankl dalam memahami logoterapi ini,”Dia yang tahu dan mengerti “mengapa” dia hidup, bisa menghadapi hampir semua “bagaimana” (He who has a why to live for can bear almost any how). Kutipan itu diambil dari kata-kata Nietsche dan dijadikan motto untuk semua psikoterapis.
Sekedar Memahami
Semoga bermanfaat
Haqiqie Suluh
tak woco ndise om,
pandangan saya makin terbuka. saya senang baca tulisan2 di blog ini. inspiratif ^_^
he…he, kalau saya renungkan semakin banyak ilmu tentang hidup dan manusia yang saya pelajari semakin nyata bahwa semuanya mengacu pada satu makna”kebesaran Tuhan”. Logoterapi yang menggunakan pemaknaan manusia akan hidupnya menurut saya adalah ajaran yang sebenarnya sudah sering saya baca dalam buku-buku tentang Islam maupun sirrah Rasul. itulah yang membuat orang-orang hebat pada jaman Muhammad SAW tersebut sanggup menghadapi apapun, karena mereka paham bahwa hidup akan bermakna jika diabdikan untuk menaati aturan Robbnya. Dulu saya tidak begitu ‘ngeh’bahwa pemaknaan kita akan hidup dan hakikat diri sebagai hambaNya akan mampu membuat kita melakukan hal-hal yang secara nalar tidak mungkin kita lakukan. Tetapi teori-teori yang diajukan oleh orang-orang yang -saya tidak tahu apakah mereka mengenal Tuhannya atau tidak -ternyata adalah pembuktian terhadap kebenaran ajaran Al-quran dan Sunnah.Subhanalloh…
hmm…makna hidup tiap orang itu unik ya?
kira2 bisa ga kita buat skala pengukuran makna hidup?
kaya misalnya kan kalau kepribadian itu bisa dibuat skala pengukurannya,,gmna dgn makna hidup??? bisakah???
mkna dari kita sebagai manusia mnjdi kidupan perstauan amatara makna jiwa seluruh manuia atau watak kehidupan alam menggarisi hidup itu sendiri dearrr : mario
Karena makna hidup itu unik, jd tidak bisa d buat skala pengukurannya, kecuali kita menetapkan pada indikator dan dimensi makna hidup dari Frankl, karena dia yg mempopulerkan teori ini.
Maka kalau ingin diambil dalam penelitian, lebih tepat menurut saya jika menggunakan metode kualitatif (subjektif) dgn Fenomenologis sebagai dasarnya.
Frankl, hanay dia satu2nya ilmuwan barat yg memiliki pandangan ketimur-timuran..
Salam….
Minta ijin copas utk di blog pribadi sy y di http://proaksi.blogspot.com/2009/12/kenapa-memilih-logoterapi.html
Alhamdulillah, tulisan seputar logoterapi menarik buat. thanks before y bro
Salam….
Minta ijin copas utk di blog pribadi sy y di http://proaksi.blogspot.com/2009/12/kenapa-memilih-logoterapi.html
Alhamdulillah, tulisan seputar logoterapi menarik buat saya.
thanks before y bro
Artikel jernih yg bermanfaat. Tks sdh share
Nilai-nilaii spirit makna hidup akan terpancar manakala responsibility individu dalam pencarian makna hidup…
bgaimna mngatasi orang yg suka mrah